Antiklimaks Manusia Postmodern

Oleh: Ervino Hebry Handoko Penemuan-penemuan teknologi canggih itu bukannya membuat ia menjadi sungguh-sungguh manusia, melainkan justru mendepak ia menjadi tidak manusiawi dan tidak berbudaya. Inilah antiklimaks manusia-manusia postmodern. Salah satu ciri yang menandai zaman modern adalah adanya optimisme terhadap subjektivitas manusia. Penekanan pada manusia otonom atau manusia yang mampu berpikir mandiri, yang Rene Descartes (1596—1650), … Read more

Sekolah Tunas Global, Merawat Kebhinekaan di Tengah Arus Modernitas

Oleh: Ervino Hebry Handoko Semangat toleransi mesti dihayati dan dihidupi secara konkret dalam kehidupan sehari-hari. Kenyataan bahwa Indonesia sebagai Negara dengan komposisi masyarakat yang sangat heterogen menuntut keterbukaan untuk saling menerima satu sama lain dalam semangat persaudaraan. Manusia dilahirkan dalam lingkungan yang sangat beragam, mulai dari warna kulit, latar belakang budaya, agama, dan tradisi. Kenyataan … Read more

Jakob Oetama dan Impian Aku-Engkau

Oleh: Anselmus D Atasoge Aku-engkau yang dicita-citakan JO adalah aku-engkau yang menjunjung tinggi kemanusiaan yang adil dan beradab. Aku-engkau yang tidak eksklusif. Aku-engkau yang terbuka terhadap satu sama lain, saling merawat dan merangkai perbedaan secara dialogis-komunikatif. Kompas.com, 10/10/2020, menulis bahwa dengan spirit humanisme transendental yang selalu didengungkannya, Jakob Oetama hendak membangun Indonesia kecil lewat Kompas … Read more

Agama, Ruang dan Waktu

Oleh: Anselmus D Atasoge Agama lahir dalam ruang dan waktu tertentu dengan segala konteksnya yakni historisitas yang berkaitan erat dengan sosio-kultur, sosio-politiknya, dengan karakteristiknya yang unik-khas. Pada mulanya, ia lahir dari intuisi awal seorang manusia yang memiliki ‘bakat religius’ yang istimewa yang kemudian dipandang sebagai pendiri agama. Ia pun hidup sesuai gagasan dan cita-cita-idealisme tokoh … Read more

Agama dan Kebaikan Bersama

Oleh: Anselmus D. Atasoge Segenap umat beriman dari aneka agama besar meyakini Allah yang disembah dan diagungkan sebagai yang Mahabesar (Akbar), tetapi juga serentak Mahadekat (Akrab). Allah yang akbar juga ‘akrab’ dengan semua umat yang mengimaniNya, dan serentak pula meng-akrab-kan semua umat beriman yang beraneka-ragam (P.Tule, 2003). Karenanya, semua agama mengajarkan dan mengajak umat berimannya … Read more

Sinode Keuskupan Ruteng, Wejang Asi dalam Dialog Gereja-Budaya

Oleh: Timotius J Salah satu sasaran dari Sinode III ini adalah untuk menemukan reksa pastoral kontekstual transformatif yang berbasis iman demi terwujudnya Gereja Katolik Keuskupan Ruteng yang semakin beriman solid, mandiri dan solider. Dengan indah John Prior melukiskan kenyataan kontekstual dewasa ini, demikian: “Sepasang anak muda menggalahi sampan lading mereka menuju kantor pos di Agats, … Read more

Produktif dalam Komunitas Lokal

Oleh: Timotius J Pandemi ini kiranya menyadarkan semua kalangan akan pentingnya pemberdayaan komunitas lokal. Muara dari pemberdayaan adalah masyarakat lokal akan selalu siap dan mampu berdiri tegak di tengah pandemi. Pemberdayaan diarahkan pertama-tama untuk memastikan bahwa komunitas lokal tetap bisa produktif meskipun ruang gerak dan akses dengan komunitas global dibatasi.  Pada mulanya, dunia berempati dengan … Read more

Covid-19, Menuju Peradaban Baru?

Oleh: Timotius J Covid-19 mendorong proses humanisasi yang mesti menjamin manusia untuk mandiri dalam mengambil keputusan personal.  Ziarah peradaban manusia kini terbentur tembok Covid-19. Dan, siapa pun tidak bisa lari dari kenyataan ini. Tentang kenyataan ini, ada yang menyejajarkan dengan situasi Perang Dunia II. Pada Perang Dunia II, manusia dihantui oleh bom. Kini, siapa pun … Read more

Berdamai dengan Pandemi

Oleh: Timotius J Hidup damai dengan pandemi kiranya juga mendorong semua pihak untuk merancancang bagaimana bisa hidup produktif dalam komunitas kecil tanpa ada mobilitas yang tinggi.  Sejarah peradaban merekam bahwa pandemi dari masa ke masa seakan mengafirmasi gagasan Heidegger tentang keberadaan manusia sebagai keterlemparan di tengah dunia. Betapa tidak, nyawa manusia sedemikian rapuh di hadapan … Read more

Beragama Di Tengah Pandemi Covid-19

Oleh: Timotius J Pandemi (Covid-19) ini dapat menjebak setiap orang pada pesimisme dan fatalisme. Orang tidak lagi menjaga semangat juang dan tidak berani mencari peluang-peluang baru untuk mempertahankan hidup. Lalu, apakah umat beragama jatuh dalam hal yang sama ataukah mempromosikan optimisme untuk bisa keluar dari jebakan pandemi ini? Dalam situasi wabah, umat beragama tentu tidak … Read more